IMPLEMENTASI NUTRISI DAN TATA KELOLA AIR PADA BUDIDAYA TANAMAN ALPUKAT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN PETANI
Hery Murnawan; Faradillah Saves; Yanuar Setyabudi
Abstract
Tanaman alpukat ditanam di kebun seluas 1 hektar di Desa Wonogriyo, Kabupaten Lumajang dengan jumlah pohon sebanyak 210 pohon. Tanaman tersebut telah berusia kurang lebih 3 tahun, tetapi belum nampak proses pembuahan pada pohon alpukat tersebut. Observasi awal pH tanah dalam kondisi rendah. Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan bahan dari limbah kotoran hewan (kohe sapi dan kambing), sisa gergajian kayu, dulomit, sisa kopra dan koptil yang dilakukan proses fermentasi menggunakan molase dan EM4. Pembuatan pupuk organik dilakukan sebanyak 6 ton yang kemudian dicampurkan di area kebun alpukat secara merata. Pola aliran air diatur dengan membuat saluran air antar pohon alpukat untuk memudahkan proses pengairan pada kebun alpukat. Hasil dari pencampuran pada pupuk organik dengan tanah pada area tanam dan pemberian air yang cukup pada tanaman, setelah 2 minggu pH tanah menjadi 6,4. Pembuatan pupuk cair (nutrisi) dengan bahan limbah sayuran berupa bayam, tempe, kunir, dan limbah ikan lele maupun bandeng yang dicampur dan dilakukan proses fermentasi. Pupuk organik cair (nutrisi) dilakukan proses penyemprotan pada tanaman alpukat setiap 5 hari sekali dengan perbandingan 10 ml pupuk organik cair (nutrisi) dengan 1 L air. Hasil dari pemberian pupuk tersebut setelah 2 bulan pohon alpukat mulai berbuah dengan setiap pohon diperkirakan 20-30 buah.